header-photo

Kehilangan

Aku masih belum siap saat keputusan itu terluncur dari bibirku sendiri. Entah apakah telah terlumuri oleh minyak hingga selicin itu aku katakan. Tergagap - gagap aku menggapai udara saat siluet bayangnya menjauh dan mengecil hingga hilang dalam gelap.

Beginikah rasanya kehilangan..??


hingga aku sendiri yang menghilang dalam kehilangan. Rasanya tak ingin muncul. Rasanya tak memiliki hasrat untuk timbul. Malu aku pada pagi. Segan aku pada malam. Enggan aku bergesekan dan seruang dengan udara. Ingin pergi, tapi semilipun tak bisa berpindah. Penuh,,lalu Luruh,,membanjiri pikiran dan menggelembungkan perasaan.

Ingin aku dibawa Lari. Tapi yang berjanji justru pergi. Yang dinanti tak kunjung menghampiri. Sedetik ingin ku kejar. Sedetik kemudian, aku melangkah kebelakang. Sedetik lagi, ingin aku terbang mengejar. Sedetik kemudian aku justru roboh ditempat. Tak kuasa membayangkan kehilangan yang bukan hanya sekarang. Mungkin juga masa depan. Mungkin, masa depan itu sendiri yang hilang.

Aku ingin tidur..
dan bangun dalam tidur..
agar aku tak lagi merasa sakit. agar aku tak menangis.

Ternyata aku hanyalah seorang pengecut yang meneriaki lari pada diri sendiri
Tapi ternyata,,untuk melarikan diri saja aku tak mampu..

3 comments:

Anonymous said...

obat nya waktu =)

AULIA RAHIMI said...

bisakah waktu dihadirkan lebih cepat dan lebih tepat??

Anonymous said...

Teh Rahimi ini...
Let's think just for a moment...
Waktu itu merupakan faktor eksternal...Faktor eksternal yang tak bisa kita interfere...
Bisakah kita sedikit bergeser untuk melihat faktor internal?
Yup! Our own self...Diri kita ndiri...
Mari kita bawa diri kita ini menuju arah yang lebih baik...
Kemudian, biarkan faktor-faktor eksternal itu, yang--sekali lagi--tak bisa kita campuri kewenangan untuk mengaturnya, berjalan sesuai rencana dan kehendak-Nya...
Dan...Bertawakkal-lah kepada-Nya... ^^