header-photo

We Are One Big Family (Hikayat Staples dan Sortir Negara: Part 2)

Menyukai tempat, pastilah berasalan. Barangkali pemandangannya, bentuknya, warnanya, ornamennya, atau bahkan tetumbuhannya. Namun, daya tarik yang paling kuat dari sebuah tempat adalah orangnya. Bersama siapa kita berada disana. Oleh karena nya, kita kadang rela menumpuh ribuan mil untuk menuju suatu tempat, dengan alasan: menjumpai kenangan.

Merindu penghuni PPDDP (masih dengan bapak Kiesmantoro sebagai Kepala kantor)
Sedang di sisi lain, ada pula orang - orang yang enggan beranjak dari tempatnya, bukan karena betapa mewahnya tempat dia berpijak saat ini, namun mereka enggan untuk melakukan perpisahan, dengan orang-orang yang ada di tempat yang sama. Karena, perpisahan, selalu menguras tenaga.

Dan tempat yang akan kuceritakan kemudian adalah bangunan delapan lantai, yang menampung puluhan ribu dokumen negara dan berdesakan dengan kenangan - kenangan indah kami disetiap sudutnya. Kami, 79 anak - anak muda kala itu datang dengan lugu, dengan baju hitam putih kami yang lusuh berkenalan pertama kali dengan bangunan itu beserta penghuninya. Kubus besar yang gagah menjulang itu, empat tahun kemudian tidak hanya jadi bangunan kaku, namun jadi rumah yang memberi hangat untuk kami. Kami menyebutnya, PPDDP

Bagaimana PPDDP, saya sudah ceritakan di artikel sebelumnya, kali ini saya akan bercerita tentang penghuninya. Mengapa kami sangat sayang, sangat senang dengan PPDDP. Tidak lain karena kehangatan orang-orang disana. Stay tune disini yaa :)
ONE BIG FAMILY

Kami mulanya adalah kumpulan para mahasiswa sebuah kampus dinas yang sedang mengikuti yudisium kelulusan. Kami "dipilih" dan ditakdirkan satu bahtera untuk dikarbit agar menetas lebih cepat. Kami harusnya masih magang beberapa bulan lagi. Tapi berhubung Ditjen Pajak memiliki proyek baru, dan kekurangan pegawai untuk charge in di proyek itu, kami dipanen lebih cepat dari ladang sekolah dan segera di tempatkan. Pekerjaan kami sederhana. menjadi agent call center outbound. Menelpon wajib pajak untuk tagih SPT, tunggakan pajak, sunset policy, ekstensifikasi dan lain-lain. 

Proyek itu adalah kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Australia. Instansi kami bekerja sama dengan TAMF (singkatannya saya agak lupa) . TAMF menempatkan representativenya yang datang menebar senyum. Namanya Mr. Champer. Dari sinilah awal mula kami menjadi keluarga. Tidak lain karena Mr. Champer datang dengan membawa slogan yang mungkin sebenarnya basa basi saja, tapi entahlah kami sangaaaat suka mendengarnya: WE ARE ONE BIG FAMILY. Slogan Mr. Champer itu, percaya tidak percaya ampuh bisa merekatkan kita :)

empat tahun lalu, masih lugu dan lucu

Beberapa hari setelah wisuda kami langsung ngantor. Bukan seperti anak magang lain, nuansa kerja kami sangat kompetitif. Kerja dalam nuansa seperti itu awalnya kurang nyaman. Saya utamanya, tidak siap bersaing dengan ketekunan dan kegigihan rekan - rekan saya dalam bekerja. Bisa dibilang instansi saya ini beruntung memilih orang yang benar2 tepat, militan dan pekerja keras!! --- > seperti rekan2 saya itu. Saya yang awalnya cukup percaya diri bisa menghadapi dunia kerja hanya bisa melipir di pinggiran menyaksikan mereka yang istiqomah mengejar target call dan melampauinya dengan penuh dedikasi. Saya cukup dengan parkir di tengah - tengah klasemen, melebihi target sedikit, eh seuprit saja ding, tidak berkali kali lipat :) Dan kerja keras teman - teman saya ketika itu kemudian berbuah manis. Campaign sunset policy itu kamudian menang menajadi the best campaign di Top Rangking Performance Contact Center Word di Las Vegas, ga tangung tanggung, dapet gold medal --- juara satu world wide!

salah satu keceriaan kita, perayaan ulang tahun
Meski saya jauh dari kelauarga, tidak menikmati secangkir teh manis buatan ibu setiap pagi seperti teman - teman yang magang di homebase (terdengar sangat iri sebenarnya), saya tetap bahagia. Nuansa kerja kami berbeda. Ritme kami unik. Satu ruangan, isinya nyaris 100 orang isinya anak - anak muda, dibagi beberapa tim, kubikel kami dihias sedemikian rupa semarak membahana. Masuk ruangan langung terasa lah semangat nya. Ramai cerah ceria. Meski hati penghuninya galau meracau, hidup pas pasan di jakarta, masih belum dapat gaji. Bahkan beberapa bulan bekerja tanpa dibayar sama sekali. Tapi kerja tetap semangat, sampai kepala kantor ga tega liat kita yang masih kurus kering itu ngasih sumbangan natura sekotak mie instans. Udah kayak korban banjir di pengungsian. Tiap inget itu, pasti teman-teman ketawa bahagia. Dulu pas dijalani, pahit sekali. . Tapi sekarang pas dienget lagi udah ga kesisa pahitnya everything will be passed :)

kreatif dikala susah, parodi tentang kisah OCC

Saya katakan instansi saya beruntung bukan hanya karena mereka ini berdedikasi tapi benar2 talented! Ada si Om aka Arif Nur Rokhman  misalnya, yang secara otodidak pinteeer banget dalam mendesign, fotografi, dan bikin film. Lalu Willy dan Iva yang hobi cuap - cuap jadi MC.Mereka berdua kompak tiada tara. Alasannya satu: meraka tahu rahasia masing - masing dan siap saling bongkar kalo sedang ngMC. Belum lagi masalah tarik vokal. Trobadur kita, Cornelia Febrianti ga kalah lah sama Syahrani. Pertama debut lomba nyanyi kementrian langsung juara 2.


group vokal PPDDP
Vokal group juga ga kalah bersinar. Ada Jonathan, Sri Artista, Franxis Erika, Rinaka Ratih, Risanto Kilala, Engelbert DVH, Rismen Hutapea, Ade Saputra dan pastinya bakat terpendam musisi si Mbah Wahyu Cahyono. Ini bocah selera musiknya jadul, lagu-lagunya legendaris. Tapi referensi lagunya top markotop. Kalo udah main keyboard, gantengnya berlipat 300 kali meski setelahnya mengalami impairment hingga nyaris habis. Piss mbah :) Eh, nyaris lupa ruangan 15 kali 30 meter itu juga berhasil megorbitkan bakat artis terpendam. Firda Aristya!!! yang dengan istiqomah bermetamorfosis menjadi artis ideal. hehe

Di bidang olah raga, preatsasi juga diukir gemilang. Ikut sekali lomba futsal pulogadung cup sekali, langsung menang dong! Lomba serupa tahun berikutnya tidak perlu saya ceritakan karena yah lingkar perut Adinza, Rifqi, Lutfi,  Faisol Amir, Asep Wiyanto, Agus Tiyono, dan tentu saja SAPTA udah agak melebar menghambat pergerakan, yang akhirnya juga menghambat pergerakan prestasi futsal. Tapi tetep bawa piala pulang koq. hehehe. Yang pasti dapat juara adalah lomba supporter. Tim supporter dimotori oleh Ana Wahyu. Kalo yang ini, pasti juara satu :)


Bersyukur, kami punya rumah induk PPDDP, dan kantor ini selalu memberikan ruang kita buat kreatif. Tiap acara mau sarapan pagi kah, perpisahan pegawai, kepala kantor, akhir tahun, ICV, kick off awal tahun, pokoknya acara apaaa aja itu serasa panggung buat kita untuk berkreasi.

salah satu karya panggung PPDDP. WOW :D

 
trio macan ala PPDDP



Di tahun 2012 terutama, makin heboh, semarak dan keahlian teamn-teman dalam bikin acara udah makin keren, ga kalah dengan EO profesional. Tapi itu semua didukung dengan Top manajemen yang keren pula. 








Masalah jalan - jalan? wah ini juga juara! sejak masih jadi anak terlantar yang dipelihara negara tak bergaji kita tetep bisa asik trip ke luar kota, dari yang tripnya naik busway ke kota tua, ragunan, TMII, monas, kebun raya, terus naik kereta ekonomi ke jogja sampe sekarang naik kelas pake pesawat garuda ke lombok. WOW. Kalo jalan - jalan mah, emang doyan. 

salah satu trip ke Kebun Raya Bogor, murah meriah

Berikutnya adalah kisah cinta. Eaaa,, Ya namanya juga tiap hari ketemu, ga heran jika kemudian tumbuh bulir bulir cinta. Pasangan yang petama kali menikah sesama OCC adalah Dini dan Syukron. Lalu ada Ana dan Onoy. Menyusul Rizka - Izal. Berikutnya Rina dan Misbah. Yang terbaru adalah Iva dan Amir, dan next? wallohu'alam :)

walimahan IVA-AMIR, buah cinta one big family

Yang jelas, empat tahun terakhir rekan - rekan saya ini tumbuh berkembang dengan sangat baik. Soft skill nya, capcus bahasa inggrisnya, bakat bakatnya. mereka mendewasa dan sudah bisa membuka tempurung mahasiswa dinas yang ga gawul. Beberapa tahun ini saya juga melihat diantara kami sudah menemukan jati diri dan sebagian besar sudah menemukan pasangan hidupnya. Ada yang suka bisnis, ada yang masih hobi olah raga, musik, ber sosial(isasi) ke mall, pemerhati dan pengasuh anak - anak jalanan, ada juga yang menemukan kebahagiaan dengan fokus ke keluarga. Lalu, ada yang masih menggapai-gapai cita cita sekolahnya -- salah satunya saya :) 


kisah cinta yang sudah diperpanjang beberapa season tetep tak kunjung mekar

Lalu, OCC apa kabar?
dengan sedih saya katakan, tempat saya bernaung beberapa tahun ini sudah dibubarkan. Masa kontrak dengan TAMF sudah habis dan DJP memilih untuk mengembangkan organisasi call center dengan membentuk kantor baru. Namanya KLIP (Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan). Gabungan antara inbound dan outbound. Saya dan rekan - rekan yang tersisa di OCC sudah dimutasi kesana. Mengapa saya katakan tersisa? karena dalam masa transisi antara OCC menjadi KLIP tadi, PPDDP juga kekurangan SDM. Jadi secara bertahap sebagian dari kami dipindahkan ke PPDDP dan melakukan tugas ke-pppdpp-an. Pembentukan KLIP sungguhnya adalah kemajuan. Buat intansi, institusi dan kebaikan seluruh wajib pajak di Indonesia (heyaaah). Tapi ya namanya pisah, pindah, itu selalu sesak di hati. Mana udah terlanjur sayang dengan tempat lama. 

kantor baru kami, KLIP

But life must goon. Kami boleh saja terpisah, rumah OCC kami sudah tenggelam menjadi sejarah, PPDDP yang menampung kami dengan sangat baik harus rela kami itinggalkan,,, tapi one big family akan tetap terkoneksi. Untunglah amal jariyah Larry Page dan Sergey Brin bernama google talk ini bisa memfasilitasi kami berbincang .Untuk sekedar menyapa, berbicara dari agak penting, tidak penting sampai tidak penting sama sekali.

personel OCC lengkap sesuai SK penempatan
Kami adalah saudara. Kami memang tidak lahir dari rahim yang sama.Tapi kami tumbuh di tempat yang sama. Sarapan, makan siang hingga malam dengan menu yang sama (disekitaran kantor). Kami juga menghirup udara yang sama, melakukan kesenangan bersama, menyerap ilmu dari lingkungan yang sama. Jadi, meski kami tidak datang dari tempat yang sama, tapi kami hidup bersama menghabiskan waktu lebih dari 1/3 hari. Tak ada alasan rasanya bagi kami untuk tidak menjadi saudara. 


Setelah empat tahun berlalu, bersyukur sekali diberi kesempatan berkarya bersama teman one big family. Terimakasih saudara-saudaraku. Semoga kalian meraih apa yang kalian cita - citakan. Selamat berjuang :)
Bangga pernah menjadi bagian dari OCC, bangga menjadi bagian dari kalian. 

2 comments:

Anonymous said...

comment pertama. cerita yang sangat menarik. sukses di tempat baru....

REPYSSA said...

subhanallah mbak aul, seneng bacanya sekaligus terharu.. walaupun cuma beberapa bulan saya bergabung di OCC tapi atmosfer yang diceritakan di post ini bisa saya rasakan...

anyway mbak aul, begitu juga kami di KPDDP Makassar merasakan hal yang sama saat kami datang bersama tapi pergi berbeda2, tersisakan banyak sekali kenangan... lengkapnya bisa dibaca di

http://repyssa.blogspot.com/2013/04/sweet-dispotition-pejuang-perintis.html




tapi tetap mbak aul,,,, dimana-mana "Yang ditinggalkan lebih sakit daripada yang meninggalkan," (ceileh curhat)