header-photo

Kerelaan

            
                 I'm totally ordinary girl
             who love ordinary man
             wish to be loved with fully affection
             dream to live happily ever after
             obedient and serve my husband as my devotion to God
             and hope he loves me, my family, more than loves powers

Tokoh favorit saya, gambaran istri yang ideal seperti juga para wanita lain adalah ibu Ainun Habibie. Tanpa saya jelaskan lebih lanjut, tokoh ini memang bisa mengambil simpati banyak orang. Dengan kelembutannya, kecerdasan dan dedikasi beliau kepada bangsa, Ekstrimnya jika kita bandingkan dengan Imelda Marcos (yang beralibi ribuan pasang sepatunya itu ia beli demi kepentingan bangsa dan negara), Ibu Ainun pastilah menang gemilang di hati siapa saja dengan kesahajaannya. 

Yang saya kagumi dari kehidupan Habibie-Ainun adalah  kesinergisan mereka berdua dan bagaimana mereka berdua saling mendukung satu sama lain. Pasangan yang sama - sama memiliki masa depan cerah di bidang masing - masing ini tentu saja ketika awal menentukan proiritas bersama tidak lah mudah. Ibu Ainun saat itu adalah seorang dokter muda lulusan UI. Dan pak Hibibie, seorang engineer yang sangat berbakat. Namun pada akhirnya dua insan ini bisa berkiprah menjadi insan yang berguna bagi bangsanya.

Menjadi seorang Ibu Negara bukanlah hal yang mudah, selain tugas yang amat banyak, beban psikologis sebagai public figure dan panutan bangsa menjadi dilema tersendiri. Menjadi istri seorang pemimpin (bagi yang memiliki tanggung jawab moral) adalah amanah yang luar biasa. Terlebih jika sesungguhnya ia juga memiliki potensi yang sama besarnya dengan suami untuk menjadi pemimpin. 

Tengoklah Hilary Clinton, ia bersinar sejak ia masih menjadi Ibu Negara, sedari awal ia di prediksi akan menjadi lawan tangguh suaminya sendiri jika suatu hari mereka pecah kongsi. Lalu Imelda Marcos yang justru lebih populer dibanding suaminya di kancah politik dunia. Atau jangan jauh - jauh, Ibu negara kita juga ternyata memiliki minat dalam hal yang sama. Belum lagi jika melihat daftar bupati yang ibu bupati nya juga menjadi bupati di kabupaten lain (suami istri maruk


Itu lah mengapa saya kagum kepada Ibu Ainun. Beliau dengan potensi kecerdasan dan skill beliau, beliau setia dengan pak Habibie. Seperti yang termaktub dalam dalam buku Habibie&Ainun, 
 The big you and the small I. Ainun Habibie, rela berposisi sebagai the small I, untuk menopang kebesaran orang yang ia cintai (the big You, B.J. Habibie).  Setia dengan cita -cita bersama mereka. membesarkan anak-anak mereka dan menjauhkan mereka dari dunia politik, dunia birokrasi pemerintahan Indonesia yang masih (........  : mohon isi sendiri). Namun tetap bisa beredikasi kepada bangsa dengan lembaga donor mata. Beliau selalu mengukuhkan sang jenius Indonesia ini untuk terus setia dengan sumpahnya: kembali ke Indonesia dan mengabdi kepada bangsa, meski tawaran dari dunia bertubi-tubi menyuguhkan godaan yang luar biasa. 

Akhir - akhir ini, saya banyak berpikir mengenai keluarga yang ideal. Saya sempat bingung, apakah kodrat wanita itu benar - benar seperti yang di -salahkaprahkan- orang selama ini? Dirumah, ngurus anak, masak di dapur? Bukankah kodrat itu adalah sesuatu yang ditanamkan kepada makhluk ketika ia diciptakan? seperti wanita kodratnya melahirkan, bukan laki - laki. Dan itu tidak berarti mengurus anak, dan segala tetek bengek urusan rumah menjadi tanggung jawab wanita. Feminis? terdengar iya, tapi relakah kalian para laki - laki jika seluruh kewajiban itu kalian timpakan pada para wanita, lalu makna orang tua disederhanakan menjadi Ibu saja? Jadi orang tua adalah terdiri dari Ibu seorang, dan Ayah disini posisinya adalah: SPONSOR? 
 
Benarkah para laki - laki lebih menyukai kekuasaan, sibuk mengejar karier dan kiprahnya kepada umat manusia lain hingga ia meminimalisasi perannya sendiri tanpa sadar? atau sadar namun dengan alibi begitulah seharusnya keluarga yang ideal. Tak bisakah tanggung jawab itu diemban bersama-sama?

Tahukah kalian para pria, apa yang membuat wanita seperti Ibu Ainun merelakan dirinya menjadi small i?
Karena cinta pak Habibie kepadanya. Sesungguhnya, wanita adalah makhluk paling lembut hatinya. Jadi jika ia dicintai dengan tulus, diperlakukan dengan sangat baik, diperhatikan dengan hati hati, maka jangankan sekedar karier, seluruh hidupnya akan sanggup ia dedikasikan kepada orang yang ia cintai.

Namun, jika seorang pria berorientasi atas perebutan kekuasaan, ia ingin menguasai kesediaan dan prioritas hidup wanita, namun acuh terhadap perlakukan baik, cinta yang tulus kepada wanitanya, maka jangankan peletakan karier, cinta balasan dari wanita belum tentu ia akan terima. Sekali lagi, wanita adalah makhluk yang lembut hatinya. Welas asih dan berkasih sayang. Sifat ArRahim langsung diturunkan oleh Sang Pencipta kepada makhluk ciptaannya ini melebihi dari para laki - laki, pasangannya.jadi sangat mudah sesungguhnya membuat wanita menurut secara sukarela dan tetap merasa bahagia


Maka, secara sederhana kerelaan itu tidak serta merta datang. Cinta adalah modal utamanya, namun tidak berhenti pada itu saja.Wanita rela melakukan apa saja, berkorban apa saja karena cinta pada Tuhannya, atau jika motif spiritual ini tidak ada, sami'na wa ato'na ini muncul dari kecintaan kepada sang pria, atau sering kita temui kepatuhan terjadi karena kecintaan terhadap budaya, tanggung jawab social culturenya.Selain semua itu, yang paling penting adalah bagaimana para pria memperlakukan wanitanya. Dua hal ini adalah pengikat kuat yang menghasilkan sinergi indah Habibie -Ainun. Yang pastinya menjadi idaman semua orang. 

Nabi SAW bersabda, “Lelaki yang paling baik dari umatku adalah lelaki yg paling baik kepada istrinya. Dan wanita yang paling baik dari umatku adalah wanita yang paling baik kepada suaminya.

Bagi Istri yang baik pada suaminya tiap hari, akan mendapat SERIBU syahid (karena ikhlas dan sabarnya). Wanita yang paling baik adalah wanita yang membahagiakan suami dalam segala hal yang diinginkannya, selain bermaksiat kepada Allah.


Lelaki yang plg baik dr umatku adalah lelaki yang bersikap lembut pada istrinya, seperti seorang ibu pada anaknya. Setiap hari, SUAMI yang baik kepada istrinya akan mendapat pahala SERATUS syahid (karena ikhlas dan sabar).”

Dengan heran, Umar bin al-Khatab as bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa wanita dapat pahala seribu, sedang lelaki hanya seratus?”. Nabi SAW menjawab,”Wahai Umar, pahala dan keutamaan istri lebih besar dari suaminya karena Allah SWT mengangkat derajat lelaki di dalam surga beberapa derajat di karenakan ridha dan doa istri kepada suaminya.







0 comments: