header-photo

Firasat

Percayakah kamu jika seluruh jagad raya ini terkoneksi? makhluk hidup dan yang tak hidup bisa berkomunikasi, dengan caranya tersendiri. Sebagaimana seekor serangga kecil tahu saat bahaya datang, dan sekelompok burung tahu jika hujan badai sudah mengintai. Yang hidup, sebaiknya memperhatikan tanda - tanda. Jika ia peduli, jika ia menyayangi. Karena firasat yang demikian tak pernah bohong

Jika dengan yang tak hidup saja kita bisa saling meberi kabar, bagaimana dengan yang sesama memiliki perasaan, pikiran, dan kemapuan untuk berkomunikasi secara badaniah? Ternyata tak semua semua orang bisa terkoneksi dengan mudah dan saling berfirasat.


Semakin dekat seseorang dengan seseorang lainnya, semakin kuat hubungan firasat tersebut. seperti hubungan ibu - anak, saudara kembar, mereka terkadang bisa merasakan bagaimana perasaan anaknya, atau kondisi saudaranya jika sedang sakit ataupun bahagia.

Namun yang terpenting adalah, apakah yang kita lakukan setelah firasat tersebut, apakah dengan mempercayainya justru firasat tersebut akan terjadi? atau jika firasat tersebut kita abaikan, apakah benar akan ada penyesalan?




Seseksi Karung Beras


Cantik itu relatif.

Ah basi! Cantik itu absolut. Punya kiteria mutlak yang tak bisa disanggah. Bentuk – bentuk tertentu yang secara paten disepakati menjadi unsur pendukung kategori CANTIK. Kulit halus putih menawan. Hidung mancung bukan ke dalam. Dagu yang berbentuk sedikit cekung dan proporsional. Mata yg tajam, dan bulu mata lentik. Mungkin akan lebih tepat dikatakan bahwa cantik itu di definisikan dalam ranah tertentu. Setiap wilayah, beda kriterianya. Punya lingkup wilayah yang masyarakatnya yang secara diam – diam, atau juga secara ramai bersepakat bahwa cantik itu seperti itu, itu, dan itu.

Lebih – lebih seksi. Lebih banyak lagi itu persyaratannya. Pengorbanannya juga banyak. Maintanancenya tidak kalah sama eksperimen para ahli di laboratorium. Salah takaran, salah treatment, ulang dari awal. Cantik dan seksi itu anugerah sekaligus siksaan buat wanita. Jika terlahir tanpa keduanya, hanya orang – orang istiqomah yang bisa memperolehnya.

Sudah 24 tahun, cermin yang tergantung di ruang makan ini menjadi perekam setia wajah sumringahku setelah makan. Masakan ibuku memang lezat luar biasa. Seberapa kenyangku, jika makanan terhidang, aku lupa kalau sudah kenyang. Menyantap masakan ibu hingga tak bersisa. Sebelum beralih ke camilan di ruang tengah, aku selalu terhenti di depan cermin. Entah kenapa ibu meletakkan cermin panjang ini diruang makan. Hal yang tak biasa. Itu karena cermin ini ajaib.

Your 2nd Chance Dream

Hai.. welcome back Lya!

it was long time ago when i wrote here.
people asked me but i still stag on my laziness to write.
well lets groove!!

everybody,,

do you still remember what ur childhood dreams?

Anybody wants to be a doctor? A pilot? A Cop? Or president? Do you know, from 10 favorite ideal profession in children version, tax officer isn’t there in the list! LOL. we can guess it also.

Nobody wonder to become a tax officer. That was unpopular job at that time. Perhaps, when we were child, the older used to teach us to do not think creatively. Nobody wants to be a fire bridge, or become official city park.We used to have common ideal. Doctor, Cap, Pilot, and Astronaut.

Have u got ur childhood's dream?
don't worry, neither do others :)

If we remember our dream in childhood, must have been much different. The question is, why do people tend not to reach their childhood dream?

actually an ideal is not a destiny, but a signpost. Ideals is not a command, but a commitment. Talking about dreams, we are talking about how strong maintain the commitment to reach it.

I was one of millions who have not achieved my childhood dream. As a child I wanted to be a lawyer, and of course much different. I was not a law school student. But its okay, Because for me, ideals ideally made when in the mature years, when someone was able to see the biggest potential in him or her self, so that the ideals will be more easily achieved. I call it, a mature dreams. And my second round dreams is to become a teacher.

Always there happiness comes when I can teach someone with a particular discipline. I like math. and i like to teach mathematics. One time, I am sure will become a teacher, or lecturer. I want to teach students on campus with a discipline that I have, the economy. That's what prompted me to continue my school.

My biggest motivation to continue school is want to upgrade the knowledge. So that one day I am eligible for teaching. Beside that, I want to become a teacher at home for my children someday. That's why I am learning a lot this, swimming, music, reading Qur’an etc, because I wish I will teach my children those skills. My mature dreams isn’t fantastic but it is real. I hold the principle, man jadda, wa jada. Who is conscientious - she certainly can get it.

Friends, what your mature dream?



Wajah Muram Sepak Bola Indonesia



Harus saya akui, interest saya pada bola biasa saja. Olahraga yang fenomenal ini, saya anggap hanyalah bagian dari acara televisi, macam sinetron, reality show dan lainnya, tak sewajib berita Metro TV untuk ditonton. Tapi saat World Cup beda cerita dan akhir- akhir ini jadi ingat romantisme saya dan bola saat di bangku SMP. Saat itu geliat bola tak hanya world cup saja. Klub bola kota saya, masih masuk ke divisi satu. Saya masih kerap mendengar berita fanatisme bonek, kegagahan AREMA, sepakbola Indonesia masih ramai diperbincangkan. Geliatnya masih ada meski saya tak pernah melihatnyan menang dilaga manapun.

Delapan tahun lalu
Itulah pertama kali saya kenal dengan sepak bola. Teman saya membagi dimensi sepakbola menjadi tiga, yaitu melihat, membicarakan, dan bermain. Tapi delapan tahun lalu saya punya aktivitas lain dengan bola. IKUT KUIS BOLA DI RADIO. Tiap pulang sekolah yang saya lakukan adalah mengkliping berita olah raga di Jawa Pos, mencatat skor, pencetak gol nama wasit, stadion yang dipakai di buku yang khusus saya bikin untuk meresume apapun tentang piala dunia yang dihelat pertama kalinya di asia itu.
Saya jadi geli sendiri ketika ingat masa- masa itu. Tiap sore saat ibu saya menyapu halaman, menyiram taman dan memasak, yang saya lakukan justru menarik kabel telpon dari ruang tengah ke kamar saya, lalu menelpon radio. Berkejar - kejaran point dengan para pecinta bola yang kebanyakan bapak-bapak itu untuk menjadi pemenang tiap harinya.

Alhasil, saya melahap semua pertanyaan host di radio itu. Tapi setiap saya mengambil hadiah, saya kecewa. Pertama dapat payung, lalu kaos, jam dinding, terakhir kemeja, yang lagi-lagi ukuran bapak-bapak. Akhirnya semua saya kasih ke ayah dan ibu saya, disusul dengan omelan ibu karena akhirnya ibu tahu, anak perempuannya yang bandel itu bukannya belajar untuk Ebtanas SMP, malah ikut kuis bola. Dan saya yakin beliau semakin jengkel saat membayar tagihan telepon. Padahal, motivasi saya saat itu sederhana saja. INGIN MERCHANDISE WORLD CUP Korea-Japan yang tidak dijual di kota saya.

Lalu setelah gegap gembita word cup berakhir, muncul optimisme saya pada persepakbolaan Indonesia. Saya kemudian mengibarkan optimisme, kira – kira begini: “Tahun 2006 Indonesia lolos kulaifikasi dan jadi peserta world cup, Tahun 2010 menjadi peserta yang lolos penyisihan group, Tahun 2014“ menjadi tuan rumah piala dunia”. Agak utopis dibandingkan rencana PSSI menjadi tuan rumah World Cup 2022. Dan saya tersenyum miris ketika menyaksikan world cup tahun ini, menggugah ingatan tentang harapan saya mengenai sepakbola tanah air.

Potret sepakbola Indonesia saat ini


SURAM. Setelah kejayaan era 80an, praktis prestasi sepakbola Indonesia merosot. Medali emas terakhir adalah saat seagames Filiphina 1991. 19 tahun silam! Saat ini, tim nasional hanya mampu meneruskan tradisi ikut piala Asia 200, 2004, dan 2007(tuan rumah) dan gagal ikut di tahun 2011 karena menjadi juru kunci di babak penyisihan. Timnas juga bermain memalukan saat piala Tiger 2004 saat bermain sepakbola gajah, sengaja kalah agar tak bertemu tim jagoan Vietnam. Saat piala kemerdekaan 2008 juga , dalam partai final Libya walkout karena insiden pemukulan pada officialnya, padahal saat itu Libya unggu 1-0. Saat SEA Games 2009, Indonesia dipermalukan Laos dan kini KONI tidak akan mengirimkan tim nasional ke Asian Games 2010 di China. Prestasi terbaik Timnas yang selalu jadi romantisme masa lalu adalah saat kita kalah dari Uni Soviet dan menjadi runner Up Olimpiade Melbourne 1956. Sejatinya, itulah prestasi tertinggi Timnas dalam naungan 73 tahun kepengurusan PSSI.

Dulu saya pikir sepakbola negara kita tidak maju karena negara kita banyak korupsinya, terlalu banyak konflik daerah, tidak maju tekhnologinya, fanatisme berlebih dari pecinta klub, dan orang lebih tertarik bulu tangkis. TAPI SEMUA TERBANTAHKAN negara korup sepeti Argentina, bebeapa kali bawa pulang piala. Negara – negara Afrika yang katanya miskinjuga tak pernah absen ikut world cup. Lalu Amerika yang lebih cinta basket, tim sepak bolanya semakin membaik. Negara baru bekas pecahan seperti Slovakia buktinya bisa mengalahkan Italia. Bahkan, negara yang penuh konflik internal macam Korut berhasil juga menembus kualifikasi. Jadi kesimpulannya KONDISI NEGARA TIDAK BERBANDING LURUS dengan bagus tidaknya sepakbola di negara itu.

Saya sebenarnya berusaha menghindari pembahasan PSSI dan kepengurusan sebagai penanggung jawab utama kemrosotan sepakbola tanah air. Malas memperbincangkan karena sudah mutlak salahnya, dan pasti berujung pada pertanyaan:
“Mengapa reformasi olah raga tanah air tak kunjung dilakukan?”

Kepengurusan beberapa cabang olah raga malah dijadikan tempat menampung para jenderal purnawirawan. Sebut saja PBSI dan PBVI. Bahkan PSSI semua orang tahu dipimpin oleh seorang terpidana korupsi. Jika teman saya bilang akar masalah PSSI adalah salah urus, saya sederhanakan lagi, sepakbola tanah air semakin kuncup dan layu karena SALAH TEMPAT. Orang – orang yang tidak memiliki kecintaan yang tulus kepada bola justru dengan nyaman masih bertenger disana, menutup telinga dan berkata ” Jangan tanya kepada saya kenapa Indonesia kalah, tapi tunjukkan kepada saya bagaimana Indonesia bisa menang”?” saya melongo membaca statement lepas tanggung jawab Nurdin Halid itu di media, dan ingin melempar sepatu ke mukanya. Seharusnya ia mengikuti langkah Ketum PSSI sebelumnya, Azwar Anas yang mundur karena insiden Piala Tiger 2004, saat sepakbola gajah itu.

Sepakbola Indonesia memang sedang muram. Tapi saya tahu, harapan masyarakat tak pernah padam. Saya tahu, betapapun orang Indonesia mengelu-elukan tim eropa, dalam hati pasti terbersit harapan Indonesia kelak bisa menggantikan tempat itu. Dan menjadi jagoan nomor satu rakyatnya. Butuh desakan kuat ke pemerintah agar serius mereformasi olahraga Indonesia khususnya sepakbola. Koordinasi dan seiya sekata untuk mereformasi sepakbola Indonesia mutlak dilakukan PSSI bersama Depdiknas, KONI, dan Kemenpora. Tidak menjadikan sepakbola sebagai penghabis uang negara saja namun bisa menyulapnya menjadi lapangan pekerjaan, sumber perekonomian masyarakat dengan industri sepakbola dan menjadi daya tarik Indonesia di dunia mancanegara.

Saya tak memiliki link apapun dengan dunia sepakbola kecuali harapan yang usang delapan tahun lalu. Dan saya membuat mimpi baru bahwa sepakbola bisa mensejahterakan masyarkat Indonesia. Saya mulai harapan saya dengan menulis pesan singkat kepada Andi Malarangeng, kemenpora lewat twitter: "pak @andimalarangeng, kapan kami bisa bangga dengan persepakbolaan tanah air?"

sumber: disni, disini dan disini
gambar: ini dan ini



I want to jump into last chapter of this war!!


For the umpteenth times, blood drenched for saving Palestine
For the umpteenth times, we heard the infamy act of Israel to Pelestine
And for the umpteenth times, the world can do nothing to solve it.

YES for reactions: protest, fullmanations, demonstrations, prosecutions not only said by middle eastern countries but also the western countries.
But NO for the result of reactions. Nothing can stopped the israel to continue its intention to create their countries.

Last month people in the whole world were shocked by the attacks against humanitarian ships ”Mavi Marmara” on Mediterranean Sea. We know that the ship brought the volunteers, many aids for the refugees in the Gaza Strip. But when the ship entered Mediterranean sea, It was attacked by Zionist armies. They shooted the volunteers who didn’t use any gun! Just like VOC denude the farmer. Ironic, the slaughter happened in 2010, moreover attached into humanitarian mission. Really beyond of my logic!


Conflict History


Balfour agreement (1917) is the beginning of this conflict. Where the British gave the promise to Israel and the state would acquire land legally and legitimized. If it is drawn far back, this conflict caused by manythings . Historical background, religion, holocaust events, making the intention of Israel to make the state itself increasingly unstoppable. Realization of the Israel State which stretches from the Mediterranean Sea up to Iraq. Has lasted approximately 62 years old. And it won’t be ended before jewish racial hegemony mission perfectly has been formed.

how to response a lie

Bismillah,,
Motivated by my friend who tried writing in English, Let me practice too!

Well i would like sharing bout my trip last night with my friend. He was a victim of love, hurt man by a woman. Broken vow, in engagement. You know somebody who has ever fallen and stand up successfully, he will be stronger in the next. Actually he is not tough enough in the beginning, but he becomes wonderful after. I think he can pass all that pain because he could accept the distinctness and think wisely :)

I've written my opinion that egoism is sumthin that need to be appreciated.(this is negative motivation, not to support someone else to do egoism, because egoism is not reserved to be achieved). Yeah, in my humble opinion to do egoism act, somebody must pass inner conflict, feel big uncomfortable guilty and must predict the effect until execute the act. And last nite while the train went running,he gave me other further wise opinion.

Something that i remember clearly, when he said: "If you know your couple lies, try to calm and believe him. Because when he lies, he feels two guilts. His act, and his untruth. Do not force him to realize at same time by judge him."

Great! two points..
These were my conclusions. First When your couple get mad on you cz ur indictment of lie. It means u has done egoism act. Everybody has a right to make his/her own improvement of his/her mistakes. Second, When u try to believe it means you try to support her/his own improvement.

But do not to be disappoint, cz that hypothesis still has not to be evidenced. LOL. Well,, i have to go to sleep, today (in the morning) will be full schedule. Walking around with my family in Surabaya.. hm,, how nice this vacation:)
ok, nite,,

Pesan untuk anakku, dari guruku



Diantara anda semua yang ada disini, saya ingin mengatakan bahwa saya menang. Saya berhasil. Kemenangan dan keberhasilan saya definisikan menurut saya karena tidak didikte oleh siapapun termasuk mereka yang menginginkan saya tidak disini.Saya merasa berhasil dan saya merasa menang karena definisi saya adalah tiga. Selama saya tidak menghianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka disitu saya menang. selengkapnya

Itulah cuplikan pidato orang yang selama empat tahun ini, cukup menginspirasi saya dalam hal integritas pada negara. Jika nanti saya punya anak, saya akan memasukkan cerita ini saat saya menemaninya belajar sejarah. Bahwa pernah ada suatu masa dinegeri ini, disaat kemewahan reformasi sudah dapat dinikmati, manusianya justru tidak ingin beranjak dari watak stagnansi. Kebenaran didepan mata namun ditepikan karena hati buta, karena menerima kebenaran masih sama tidak siapnya seperti menerima perubahan.


Yah, sambil bercerita sedikit tentang guru saya itu, saya juga sedikit berpetuah (membayangkan masanya sudah layak mengajari) bahwa yang pertama anak saya nanti harus: Belajar untuk mendengarkan hati nurani. Setiap manusia saya kira harus kembali ke fitrahnya sebagai "makhluk yang bernurani". Dan saya tahu, meski mutklak diberi sepaket saat penciptaan, pemakaiannya juga perlu latihan dan pembiasaan. Agama adalah cara, seorang manusia bisa bertemu dengan penciptanya dalam bilik nurani.

Kedua, yang saya susupkan ke alam bawah sadar anak saya adalah jangan pernah merasa lelah dalam belajar. Ilmu apa saja. Bodoh tentu saja bukan takdir, tapi bisa jadi itu jenis penyakit yang sulit disembuhkan. Maka vaksin rasa ingin tahu harus disuntikkan dahulu sejak ia balita, kalau perlu saat di kandungan agar ia tak kena virus insensitive. Peka terhadap sekitar dan terus berpikir tidak atas dirinya sendiri

Dan yang terakhir adalah belajar mensinergikan keduanya. Mungkin, saat anak saya tumbuh besar, tiga hal ini makin langka dimiliki oleh manusia Indonesia. Saya ingin anak saya pandai, itu pasti. Tapi saya tidak ingin kepandaian anak saya justru mencederai bangsa karena tergerus arus jahiliyah karena nuraninya tak terasah benar. Saya ingin anak saya berbudi, beretika dan memiliki integritas. Namun saya tidak ingin kebaikan anak saya tak bermanfaat banyak untuk negeri hanya karena ia tidak memiliki kapasitas dan kecapakan ilmu yang dibutuhkan di masa ndatang. Dan yang juga saya harapkan, tiga unsur tadi tidak menjadi langka di masa mendatang, tapi justru tumbuh subur bak jamur di musim hujan.

Saya yakin itu bisa. Dan memang seperti itulah seharusnya mayoritas manusia Indonesia. Tidak seperti saat ini, landscapenya penuh sesak dengan orang2 yang sudah menanggalkan etika bersikap seperti para politikus rakus dan pejabat publik tengik. Saya jadi ingat pidato guru saya membuat saya tergugah untuk optimis seperti beliau:


Banyak sekali aparat yang betul-betul genuinly adalah orang-orang yang dedicated. Mereka yang cinta republik sama seperti anda. Mereka juga kritis, mereka punya nurani, mereka punya harga diri. Dia bekerja pada masing-masing unit, mungkin mereka tidak bersuara karena mereka adalah bagian dari birokrat yang tidak boleh bersuara banyak tapi harus bekerja. Sebagian kecil adalah kelompok rakus, dan dengan kekuasaan sangat senang untuk meng abuse. Tapi saya katakan sebagian besar adalah orang-orang baik dan terhormat. Saya ingin tolong dibantu, berilah ruang untuk orang-orang ini untuk dikenali oleh anda juga dan oleh masyarakat. Sehingga landscape negara ini tidak hanya didominasi oleh cerita, oleh tokoh, apalagi dipublikasi dengan seolah-oalh menggambarkan bahwa seluruh sistem ini adalah buruk dan runtuh.


Manusia cerdas dan beretika adalah gambaran ideal untuk saat ini buat saya. Dan itulah yang saya inginkan untuk generasi penerus saya (mungkin seiring berjalannya waktu, saya menambah standard ini :) tapi untuk sekarang, sudah cukup idela dengan 3 unsur). Sehingga kita bisa bekata jujur, dengan memilih kata yang tepat. Bertindak benar, tanpa menepikan unsur kepantasan. dan seperti kata guru saya itu:
"
Selama saya tidak menghianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka disitu saya menang."