Universitas Indonesia, Salemba pic :http://urbansketcherwidiyatno.wordpress.com |
Secara sederhana, apa yang saya rasakan adalam semacam kegembiraan, energi, semangat yang lebih mudah jika diterminologikan dengan kata enthusiasm.Dalam kamus english oxford, kata enthusiasm diartikan sebagai berikut:
1. intense and eager enjoyment, interest, or approval: 2.archaic, derogatory religious fervour supposedly resulting directly from divine inspiration, typically involving speaking in tongues and wild, uncoordinated movements of the body.atau dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan kegairahan; gelora semangat; minat besar terhadap sesuatu.
Lalu apa yang menjadikan saya memiliki persaan tersebut? Mungkin terdengar muluk, tapi saya ingin mengatakannya dengan jujur. I love to be a learner. Ketika di kelas, seletih apapun saya, kelas seperti me recharge energi buat saya. Walaupun kadang setelah keluar kelas bahkan saya sudah lupa details yang diomongkan oleh dosen, atau justru bingung dengan materinya, saya tetap bahagia. Seperti menemukan sesuatu yang memang saya cari.
Dalam perjalanan pulang, saya lebih banyak berpikir. Setelah saya lulus suatu hari, apa lagi yang saya bisa lakukan? ada keinginan yang sangat besar untuk mengajar. Menjadi dosen, pekerjaan idaman saya. Namun rasanya malu jika jadi dosen tapi kurang ilmu. Karena menurut saya, menjadi guru adalah pendidik. Bukan sekedar pembaca slide atau pemberi ceramah. Namun harus bisa memberikan pencerahan. Rasa - rasanya saya masih jauh dari kemampuan memberikan enlightenment. Alih- alih justru saya yang masih sangat butuh dicerahkan. Keresahan saya yang kedua dan yang terbesar adalah pekerjaan saya sekarang hingga saat ini (belum) memungkinkan saya untuk menjadi seorang pendidik.
Kira - kira demikian saya menghabiskan 4 jam waktu saya selepas kerja. Dalam delapan mil keberangkatan, ada dialog bisu antara pikiran saya dan hati saya yang bergairah, yang bersuka cita menikmati perjalanan. Seolah menjemput kekasih impiannya, ilmu.
Lalu di delapan mil berikutnya ada perbincangan lesu - masih antara saya dan pikiran saya tentang ketidaksiapan menghadapi masa depan dan tanggung jawab setelah menerima sejumput ilmu. Perjalanan pulang setelah pesta ilmu selalu menyisakan keresahan atas pilihan jalan hidup yang dijalani saat ini, namun ciut untuk mengambil sikap berani. Meringkuk dalam tirani yang saya buat sendiri :Saya bisa kuliah karena saya bekerja
Semoga suatu hari saya bisa membuka pagar dan mengubah kalimat diatas menjadi, saya bekerja karena saya bertanggung jawab atas ilmu yang saya dapat di kuliah, Amin
Leiden University, yang berjarak ribuan mil dari Jakarta. One day :) |